Kamis, 18 Desember 2008

Catatan kecilku.....

“Desember 2005”
Teriknya matahari seakan membakar kulitku. Kakiku
terasa berat untuk berangkat menuju kampus. 3 hari lagi aku bersama
teman-temanku akan mengikuti kegiatan kampus yaitu studi banding ke Makassar.
Sebal rasanya kalo diingat karena begitu banyak masalah keluarga yang harus
kutinggalkan di Gorontalo. Salah seorang temanku menyapaku sesampainya aku di
kampus. “cikuz, siap ya berangkat ke Makassar?” pertanyaan yang begitu berat
untuk kujawab. Ingatanku langsung tertuju pada ibuku. Hmmmm…. Rasanya tidak tega
aku membebaninya dengan biayaku nanti untuk berangkat ke Makassar. Selain karena
ibuku termasuk single Parents yang merangkap sebagai tulang pumggung keluarga
semenjak kepergian almarhum ayahku 5 tahun silam. God…. Aku harus bagaimana?
Alhamdulilah….. akhirnya ibuku bisa memberikan biaya keberangkatan ke
Makassar. Tapi hatiku tetap gelisah, pasti ibuku berat sekali mendapatkan uang
ini. Dan besok aku akan terbang ke Makassar.
Seuntai kata dari ibuku “jaga
diri baik-baik dan jangan boros” terdengar jelas dikupingku katika kakiku mulai
beranjak naik ke pesawat yang akan membawaku terbang ke kota yang sebelumnya
belum pernah aku temui sebelumnya.
Aku mulai mengatur rambutku yang
berantakan setelah sampai dibandara Hasanuddin Makassar. Aku dan teman-teman
kini menuju penginapan, kalau tidak salah namanya “Aptisi”. Selama perjalanan
pikiranku langsung melayang terus ke ibuku. Begitu tegar dan tabahnya dia. Kapan
aku bisa membalas kebaikannya? Ups…. Khayalanku terganggu dengan suara temanku
“cikuz, dah sampe nih…. Ayo masuk. Nanti kamu sekamar denganku ya” kutarik
travel bagku menuju kamar pilihan temanku.
Hari ini jadwalnya untuk
mengunjungi Fakultas Pertanian UNHAS Makassar. Fakultasnya of course lebih besar
daripada fakultasku di Gorontalo, apalagi kampusnya. Eitsss…. Ada yang lain
denga penampilanku. Kali ini aku menggunakan jilbab pinjaman dari temanku. Asik
juga berjilbab, tapi aku agak gerah. Mungkin karena aku belum terbiasa
hehehehehehe…..
Tidak terasa genap 4 hari aku berada di Makassar bersama
teman-temanku yang lain. Besok Insya Allah kita sama-sama balik ke kota tercinta
Gorontalo. Hari ini tidak kulewatkan untuk jalan-jalan dan shopping yang tentiu
saja adalah hobiku. Mobil temanku sudah menjemput untuk menikmati hari-hari
terakhirku di Makassar. Tapi selama perjalanan aku teringat pesan ibuku sebelum
aku berangkat yang membuat konsentrasiku buyar. Aku sulit menikmati perjalanan
ini karena keluargaku di Gorontalo ssedang mengalami masalah. Akhirnya
kuputuskan untuk balik lagi kepenginapan tanpa belanja. Ternyata di lobi lagi
rame dikunjungi anak-anak UNHAS. Dengan santai aku masuk. Mungkin anak-anak
UNHAS tidak mengenalku karena kali ini rambutku kubirkan tergerai tanpa balutan
jilbab ditemani celana berbahan jeans dan kaos bergaris hitam putih. Tiba-tiba
salah seorang temanku memanggilku “ Lus, kenalan dulu ma teman-teman UNHAS,
besok kan kita pulang”. Kuulurkan tangan kananku dengan centil sambil
menyebutkan namaku dengan seutas senyum. Perkenalan itu begitu singkat.
Jemariku mulai menari diatas keypad ponselku. Beberapa kata perpisahan dan
ungkapan terima kasih mulai terukir si ponselku. Pesan terkirim ke
085219135888,notifikasi pasan telah terkirim ke nomor tersebut. Balasan pasan
singkatpun ada, seutas senyumku pun mulai terukir manis. Sepertinya bisa
dijadikan sahabat.
Hari ini aku memulai kembali aktifitasku dikampus dengan
setumppuk laporan yang harus aku selesaikan. Penatpun mulai menerpa kepalaku.
Rentetan masalah keluarga yang aku tinggalkan ketika aku berangkat ke Makassar
sepertinya malah bertambah. Dating begitu tiba-tiba dan bertubi-tubi. Aku
seperti kehilangan arah. Kemana aku harus mengadu? Apa aku harus mengkonsumsi
obat-obatan terlarang yang kata orang bisa melupakan semua masalah? Tentu saja
hati kecilku menolak keras. Aku sangat menyayangi buku. Aku tidak ingin dia
terluka karena kebodohanku.
Kriiing….. suara telepon rumahku seakan memecah
kesunyian disiang hari. Teryata sahabat baruku. Kok dia tau nomor telepon
rumahku? Ah… tidak masalah, mungkin ada salah seorang temanku yang memberitahu.
Aku mulai menceritakan masalahku padanya. Akhirnya komunikasi kita mulai lancer.
Setiap hari dia seakan memberiku kekuatan baru. Kiriman buku “positive thingking
secara Islam “ pun mulai membawaku untuk mengenal Islam lebih dalam lagi. Setiap
hari mulai kulewati dengan memperbanyak sholat dan doa tanpa putus asa.
Kini
aku mulai menoleh ke penampilanku. Kenapa aku tidak berhijab saja ya? Tapi….
Tentu saja itu akan merusak penampilanku yang sering kujaga selama ini. Kenapa
aku tidak memiliki keberanian untuk hijrah?

“Januari 2006”
Awal
Januari keputusanku bulat. Dengan bantuan sahabat baruku entah kenapa
keberanianku mulai muncul hingga aku memutuskan untuk mengenakan jilbab. Kaget?
Tentu saja. Keluarga dan teman-temanku kaget dengan perubahanku. Karena menurut
mereka aku wanita yang tidak mungkin mengenakan jilbab. Memang sih, diliat dari
riwayat hidupku dulu akupun kadang tidak percaya dengan keberanianku. Tapi….
Itulah kehidupan.

“Maret 2006”
Memasuki bulan ketiga di Tahun 2006
ini, aku mulai memutuskan untuk meninggalkan jeans dan menggantinya dengan rok.
Ya memang, karena aku muali nyaman mengenakan rok panjang. Perkenalanku dengan
salah seoarang wanita muslimah membuatku mulai masuk ke majelis liqo. Kajian
islam, tilawah san tadabur mulai mewarnai hariku. Penampilan dan sikapku pun
semakin berubah.

“April 2006”
Kecaman kampus pun mulai meyerang.
Menurut beberapa temanku majelis liqo yang aku ikuti ada unsur politik. Hmmm….
Padahal aku sama sekali tidak mengikuti politik karena selama ini aku malas
berorganisasi. Tapi mungkin itulah rintangan. Aku tidak peduli karena memang
yang kuambil bukan politiknya melainkan tarbiyahnya.

“Desember 2006”
Hari ini sahabatku yang kukenal tahun kemarin di Makassar akan dating ke
Gorontalo. Deg… jantungku berdetak keras karena selama ini dia hanya kukenal
melalui media ponsel. Tapi hari ini aku akan bertemu dengannya. Pertemuan yang
sama dibulan Desember.

“Maret 2007”
Aku kini memulai hari-hariku
disuatu desa yang belum pernah aku dating sebelumnya. Kira-kira 60km dari tempat
tinggalku. Aku kesini karena tuntutan tugas kampus untuk melengkapi wisudaku. Ya
Rabbi… kali ini aku harus tinggal sendiri selama 3 bulan di desa yang terkadang
mengerikan bagiku. Hari-hari pertama adalah tahap adaptasi bagiku. Ternyata
masyarakatnya begitu ramah. Aku mulai bersosialisasi dengan masyarakat setempat
menikmati indahnya kehidupan didesa yang begitu sejuk dan tenang. Jika pagi
tiba, tetesan embun diantara dedaunan seakan seperti telaga yang memulihkan
dahaga, dan jika malam mulai menghampiri suara jangkrik dan kilauan
kunang-kunang seakan mengajakku menari di kesunyian malam. Subhanallah… begitu
indah alam ciptaanmu.

“Agustus 2007”
Ada apa dengan wajahku? Semakin
hari wajah sebelah kananku mulai terasa berat. Mata kananku sulit untuk ditutup.
Sakit apa aku? Dengan bantuan dokter langganan keluargaku, aku diarahkan ke
dokter ahli saraf. Ya Rabbi…. Aku positif terserang belspalsi, lebih jelasnya
ganguan saaf belakang telinga yang akibatnya sangat fatal. Tetesan bening pun
mulai membasahi pipiku. Ujian apa lagi ini? Ternyata penyakitku cukup menguras
kantong ibuku. Ibu maafkan aku yang sering menyusahkanmu…. Seminggu sekali aku
menjalani terapi medis untuk memulihkan bentuk wajahku. Doa pun tak
henti-hentinya keluar dari bibirku yang mulai sulit untuk berbicara seraya
memohon dari sang maha kuasa, maha pemberi pertolongan. Sungguh aku tidak
percaya, menjelang acara wisudaku kini aku terserang penyakit yang tidak pernah
terbayangkan olehku.
Alhamdulilah…. Hari ini aku mulai bisa menarik ujung
bibirku untuk tersenyum. Ya Rabb…. Inikah keajaibanmu? Menurut prediksi dokter,
wajahku agak lama berubah, tapi kini aku wajahku mulai kembali ke bentuk
semula….. kupersembahkan sujud syukurku pada-Nya sebagai tanda terima kasihku.
Bulan ini pun aku resmi di wisuda dengan menyandang gelar ahli madya. Senyum
pun terlihat jelas dari wajah ibuku yang memandang putri sulungnya menggunakan
toga. Ibu…. Kupersembahkan ini untukmu….

“Desember 2007”
Aku
langsung menggunakan jilbab biruku ketika bunyi klakson mobil pamanku terdengar.
Hari ini aku akan berangkat ke Makassar setelah mengikuti tes seleksi karyawan
disalah satu perusahaan swasta. Rasa tidak percaya masih terus ada di kepalaku
karena aku ternyata lulus seleksi setelah mengikuti beberapa tahap tes dengan
saingan yang lumayan banyak. Syukron Ya Rabb….

“Januari 2008”
Aku
memulai aktifitasku sebagai seorang karyawan swasta. Dilematis sempat
menyerangku sebelum aku bekerja. Pasalnya, karena aku harus merubah penampilanku
di kantor. Hati kecilku mulai merontak, karena tidak menginginkan perubahan
seperti ini pada diriku, tapi otakku selalu menginggatkanku bahwa aku harus
membantu ibu, apalagi aku masih memiliki seorang adik yang masih kuliah. Ya
Rabbi… berikan petunjukmu….

“Gorontalo, 18 Desember 2008”
Jemariku
bak seorang penari balet saat aku menulis catatan-catatan kecilku ini di
sela-sela aktifitasku sebagai seorang customer service di salah satu perusahaan
telekominukasi. Catatan ini mungkin hanya sebuah kisah singkat yang dituangkan
dalam tulisan yang sangat sederhana tapi mampu membuatku lebih kuat dalam
menjalani hidup…;)
Be the Best….
For my mom n Dad…. I love u so
much….

1 komentar:

NdhaRiveri mengatakan...

^_^ AYOOO menulis lagiii .. aku tunguuuuu,,, tak sabar sungguh tak sabarrr

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template